WAKTU remaja, saya punya sejumlah pacar. Antara satu
dengan yang lainnya saling tahu, tapi tak pernah bertengkar. Saya juga
heran kok bisa gitu. Jika bertemu, mereka akur-akur. Lantaran inilah
teman-teman saya kadang suka bingung melihatnya.
Di antara teman saya ketika itu, semalam ngobrol dengan saya melalui chatting di Facebook.
“Abang masih ingat gak dulu…”
“Apaan tuh???”
“Ah, itu ituhh.. Abang kan dikenal sebagai kolektor cewek-cewek saat SMA.”
“Ha ha haaa…. Kok itu yang dibicarakan, sehh??”
“Terus terang, kami kadang suka cemburu, selain heran tentunya, kok
bisa-bisanya sejumlah cewek tunduk ke Abang dalam waktu yang
bersamaan. Bahkan Syatir dan Nanna kan sama-sama satu kelas di SMA 2,
bukan?”
“Ha ha haaa… Kamu ini sepertinya mengajak saya untuk bernostalgia.”
“Sesekali kan gakpapa, Bang… Tapi benarkah bahwa abang dulu punya baca-baca pemikat wanita?”
Pertanyaan terakhir ini seolah melemparkan saya ke masa lampau.
Kejadiannya sudah berlangsung lebih dari 20 tahun, masa ketika saya
masih duduk di bangku SMA.
Suatu ketika, ada seorang paman saya pulang dari merantau. Si Paman ini
sudah melanglang buana ke mana-mana, Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Singapura, dan Malaysia. Ia mempunyai banyak istri. Pernah dia pulang
membawa tiga istrinya sekaligus. Semuanya akur. Tak ada gontok-gontokan,
apalagi jambak-jambakan.
“Om ini hebat, ya. Punya istri banyak. Gimana sih caranya bisa memikat wanita, Om?”
“Ha ha haaa… Ndy, jadi laki-laki Bugis itu gak boleh kosong. Apalagi
dalam soal wanita. Kita harus berisi. Untuk memikat wanita itu juga ada
manteranya.”
“Ah, mana ada sih mantera yang manjur sekarang, Om.”
“Sudahlah, kalau percaya, saya kasih, kalo enggak ya sudah. Gak ada artinya.”
Saya penasaran mendengar si Paman. Dan suatu ketika, kalo gak salah
malam Jum’at. Saya diminta berwudhu dan mengambil kertas. Dan kemudian
saya disuruh menyalin sejumlah mantera, termasuk baca-baca pemikat
wanita. Konon ini adalah baca-baca (mantera) orang Bugis sejak dulu.
Saya akan membagikan salah satu dari mantera tersebut:
oooo anging, laoko muollirengnga i…. (menyebut nama wanita yang diinginkan)
narekko mupolei matinro paotorengngga’
narekko moto’ni patudangekka’
narekko tudanni patettongekka’
narekko tettonni pajokkangekka lao mai
iyapa namanyameng nyawana nerekko iya naita
kunfayakun barakka’ Lailaha Illalah
Artinya kira-kira begini:
oh angin, pergilah engkau memanggilkan si ….(menyebut nama wanita yang diinginkan)
jika engkau temui dia sedang tertidur, bangunkanlah
jika telah bangun, dudukkanlah
jika telah duduk, berdirikanlah
jika telah berdiri, jalankanlah ia kemari
barulah perasaannya akan nyaman jika dia melihatku
kunfayakun , semua ini berkat Lailaha Illalah
Menurut si Paman, mantera ini dibaca di muka pintu pada saat
matahari telah tenggelam. Saat membaca, harus mengacungkan pisau ke
udara.
Saya tidak tahu, apakah karena mantera itu dulu setiap cewe yang saya
inginkan terpikat dan tunduk kepada saya atau karena faktor lain. Yang
jelas, jujur saja saya sudah pernah mencobanya. Dan karena itulah saya
suka tertawa sendiri mengenang masa itu, termasuk saat chatting dengan salah seorang teman semasa remaja, semalam.
Salam baca-baca,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar