Jakarta - Penyadapan yang dilakukan intelijen Australia
kepada sejumlah pejabat tinggi di Indonesia, termasuk Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, dan Ibu Negara Ani Yudhoyono
merupakan hal yang mengejutkan sekaligus mengecewakan. Presiden SBY
juga menyayangkan tindakan penyadapan perbincangan telepon seluler itu
justru dilakukan oleh negara sahabat Indonesia.
Penyadapan juga
dilakukan Amerika Serikat. Mantan intel Amerika Serikat, Edward Snowden,
membocorkan penyadapan itu melalui media-media di Brasil, Inggris, dan
Australia. Ia diburu pemerintah Amerika Serikat setelah membawa setumpuk
dokumen mata-mata dari National Security Agency (NSA).
Selain penyadapan dengan telepon, informasi penting bisa didapat dari mana saja, bahkan dari status dan e-mail seseorang. Dikutip dari Yahoo News,
teknologi yang hadir sekarang ini malah bisa menjadi bumerang bagi para
penggunanya sehingga informasi penting bisa dilacak dengan mudah.
Berikut empat rinciannya:
1. NSA Bangun Data Center untuk Baca Email
Mulai sekarang, hati-hati menyimpan data penting atau pribadi di e-mail, terutama di draft, karena mungkin saja NSA akan mengetahuinya. Dengan membangun data center di Utah, NSA bisa membaca berjuta-juta data sejak pembuatannya selesai September 2013 lalu.
Sebenarnya, jumlah internet traffic penggunaan e-mail
masih sangat kecil untuk bisa dilacak. Namun, dengan hitungan
aligoritma yang dibuat NSA, semua itu bisa jadi mungkin. Jadi, coba cek
kembali dan amankan data yang terdapat pada e-mail Anda.
2. FBI Punya Data Orang-orang Penting
Bekerja
dengan perusahaan besar memang cukup menjanjikan, tapi ternyata
informasi pada surat lamaran rentan kebocoran informasi. Jika nilai
profil pelamar termasuk tinggi, dinas intelijen Amerika FBI akan segera
melacak keberadaan orang itu.
Data pribadi Steve Job adalah
salah satu yang dikuasai oleh FBI saat sedang mempertimbangkan bekerja
untuk presiden Amerika ke-41, George HW, pada 1991. Selain Steve Job,
musikus seperti John Lennon, Marilyn Monroe, Jimi Hendrix juga termasuk
yang diawasi oleh FBI. Selain data personal, FBI juga mengklaim, mereka
memiliki sejumlah data penting lainnya, seperti jaringan perdagangan
ganja.
3. Status Facebook dan TwitterSelain teman atau follower,
ternyata status Facebook dan Twitter bisa diawasi oleh lembaga keamanan
di Amerika, Homeland Security. Tujuannya, agar pemerintah tahu jika tweet
atau status seseorang mengandung informasi yang bisa mengancam keamanan
atau terorisme. Orang-orang yang terkait dalam permasalahan tersebut
akan langsung diawasi oleh mata-mata.
4. Internet Service Provider (ISP)
ISP seringkali meminta pengunjung situs untuk menyimpan file
atau mengisi sejumlah data. Terlihat tidak mencurigakan, tapi ternyata
informasi penting seseorang bisa dilacak oleh organisasi mata-mata.
Bahkan, dengan ISP, informasi tentang waktu dan jenis situs yang
dikunjungi juga bisa dilacak. ISP biasanya menyimpan sejumlah data
penting, misalnya logo perusahaaan, informasi bank, dan alamat IP.
Informasi tersebut bisa diakses untuk menyelesaikan kasus pidana dan
perdata bagi penegak hukum walaupun tanpa seizin pemiliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar